Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Catatan untuk Tahun Baru 2019

Gegap gempita perayaan malam tahun baru hampir terjadi dimana-mana, suara petasan biasanya akan saling bersahutan bahkan terdengar sampai radius yang cukup jauh dari pusat kota. Warna langit malam yang semula sama gelapnya seketika berubah warna-warni akibat reaksi dari kombinasi senyawa kimia atau kandungan logam alkali tanah dalam petasan yang dibakar. Tentu saja, pergantian tahun akan disambut dengan begitu bahagia oleh banyak kalangan, tak luput juga diriku ikut berbahagia. Pergantian tahun menandakan bahwasanya waktu ternyata berlalu dengan sangat cepat. Ada banyak mimpi-mimpi yang masih menjadi semoga dan akan berulang di tahun ini. Entah karena memang belum waktunya atau karena perjuanganku yang dirasa masih belum cukup pantas memenangkannya. Tahun sebelumnya, kita telah melewati banyak hal berat, perjuangan yang panjang, kisah yang rumit, ataupun capaian yang membanggakan. Sadar atau tidak, segala yang kita lalui di tahun sebelumnya meninggalkan banyak hal dalam diri kita, ...

Pagi di 2009

Kamu pagi, Yang pernah menjadi alasanku memulai hari dengan senyum. Kamu pagi, Yang pernah menjadi sesuatu yang selalu kunanti Di pinggir jalan, di bus kota, di gerbang sekolah, di depan kelas. Kamu pagi, Yang lekat kuamati di tanah lapang. Kamu pagi, Yang membahagiakan. Aku pernah menanyakan namamu dalam sebuah percakapan singkat di tepi jendela, Saat kamu berlari dan tertawa di tengah lapangan Bersama belasan anak lainnya. Sempat kembali kutanyakan namamu, saat kamu berdiri di depan pintu kelasmu. Aku, masih tetap sama. Berdiri di tepi jendela kelas yang berseberangan denganmu. Kamu, Pagi. Namamu, Pagi. Kamu pernah menjadi alasan seseorang bersemangat di pagi hari. Kamu, Pagi di 2009-ku. -NH-

(Bukan) Sepotong Senandika

Terlalu lama tidak bersua membuatku merasa lupa bagaimana berkabar saat berjumpa, Hingga tiba saat seorang kawan datang dan mengajakku berkisah banyak hal, Tentang apa-apa yang baru saja terlewati, Tentang perjuangan yang baru saja dimulai, Tentang patah yang masih mencoba bertumbuh, Tentang sakit yang masih berusaha diobati, Tentang segala luka yang diusahakan sembuh segera, Padahal waktu tak pernah menjadi jaminan pasti apa pun, Ketika hidup menawarkan harapan dari sebuah racun keputusasaan, Membiarkan setiap kata terlewat begitu saja, Sebab bahagia bukan dari standar orang lain untuk kita, Orang lain bahagia saat bisa membandingkan bahagianya dengan kita, Aku bahagia saat aku tutup telinga, Menulikan diri dari sekitar dan bersyukur sepanjang jalan perjuangan. -NH-

Tentang Aroma Karsa(nya) Dee Lestari

Gambar
Judul Buku: AROMA KARSA Penulis: Dee Lestari Penerbit: Bentang (PT Bentang Pustaka) Cetakan Pertama : Maret 2018 Tebal buku: xiv + 710 hlm.; 20 cm ISBN: 978-602-291-463-1 Aroma Karsa menurutku merupakan salah satu buku yang luar biasa, bagaimana tidak? Selama membaca buku tersebut aku hampir tidak bisa berhenti terpukau, takjub dengan cerita yang latarnya ada secara nyata dan menyambung ke kisah sejarah. Membaca Aroma Karsa membuatku benar-benar tidak bisa membedakan antara dongeng dan sejarah. Misalnya saja saat berbicara tentang prasasti dan kerajaan, aku bahkan sampai harus berselancar di internet untuk mencari kebenaran dalam kisah yang disinggung. Tentang mitos-mitos di Gunung Lawu, kehidupan pada masa kerajaan dan keraton sejak zaman dulu juga cukup membuatku ikut mencari sumber-sumber yang relevan saking penasarannya. Dan hebatnya dari seorang Dee Lestari adalah beliau setiap melakukan riset dalam pembuatan karyanya sangat totalitas, sehingga dalam menc...

Catatan tentang Ketakutan(ku)

Ketika setiap saat yang ku lalui selalu saja banyak yang bertanya. Apa yang kamu lakukan? Apakah kau sedang ada dalam sebuah ketakutan? Tidakkah kau mencoba mencari jalan keluar? Jawabannya ya, aku sedang dalam sebuah ketakutan, bukan hanya ketakutan untuk memulai. Aku berada pada ambang ketakutan akan hasil yang nantinya tak sesuai. Aku berada pada ketakutan yang tidak bisa kuhadapi sendirian. Aku sudah muak berada diantara mereka yang hanya memanfaatkan untuk sekedar mendapat pujian. Aku takut, akan hal-hal yang orang lain tidak bisa pikirkan. Aku takut. Aku tidak tahu hidup ternyata terlalu kejam. Dan ya, aku benar-benar takut. Aku takut aku tidak mengenal orang-orang disekitarku. Aku takut aku tidak tahu apa yang sedang kuperjuangkan. Aku takut memiliki pemikiran yang salah, sebab ketika aku berpikir adakah orang-orang yang peduli? Aku hanya merasa mereka tidak lebih dari sekedar ingin ada yang dibanggakan dariku. Bukankah ketika kamu ingin melihat orang lain benar-ben...

Tentang AMOR FATI

Gambar
Masih dengan topik yang sama yaitu tentang resensi novel, tapi dengan penyampaian yang berbeda. Setelah sebelumnya aku mencoba menyampaikan hasil resensiku dengan cara yang biasanya, kali ini aku ingin menyampaikan langsung apa yang aku rasakan ketika aku membaca buku yang merupakan sekuel dari buku pertama yang resensinya aku bagikan minggu lalu ( KALA ). Buku kedua dari sekuel KALA yang berjudul AMOR FATI ini benar-benar di luar dugaan. Semula aku mengira akan menemukan kisah-kisah yang hampir sama seperti pada buku pertama karena dua peran utama dalam kisah ini masih sama yaitu Saka dan Lara. Kisahnya masih tetap sama diceritakan dalam dua sudut pandang yang berbeda, karena buku ini memang lahir dari kolaborasi dua penulis yang sama pada buku KALA. Cara penyampaian cerita masih sama, penuh dengan diksi yang membuat aku mudah terbawa perasaan, lebih sering senyum-senyum sendiri dan tentunya menjadi punya harapan-harapan baru terkait cerita mereka. Bagaimana aku mulai berandai ...

Resensi Novel KALA

Gambar
source: https://www.instagram.com/p/Bgkqs9xBsuK/?taken-by=nhferi Judul Buku: KALA Penulis: hujanmimpi & eleftheriawords Penerbit: Gradien Mediatama Tahun Terbit: 2017 Cetakan Pertama: Mei 2017 Cetakan Keempat: November 2017 Tebal buku: 347 halaman ISBN: 978-602-208-155-5 Diantara kalian pasti tidak asing dengan nama hujanmimpi dan eleftheriawords, terutama bagi kalian yang senang sekali membaca berbagai kisah di mini blog semacam Tumblr . Yup , dua orang dengan nama pena tersebut adalah dua penulis berbakat yang dengan lihainya menceritakan kisah hasil kolaborasi mereka dalam sebuah novel romantis yang berjudul KALA. Stefani Bella (hujanmimpi) dan Syahid Muhammad (eleftheriawords) adalah dua bakat muda dengan latar belakang yang berbeda akan kecintaannya terhadap dunia menulis. Kita tahu setiap orang membutuhkan cara tersendiri untuk menyalurkan segala hal yang dirasakannya, entah tentang segala resah, masa lalu, imajinasi, mimpi-mimpi, maupun ma...

Sebuah Curahan Hati di Tengah Malam

Malam ini aku terdiam, belum bisa terlelap meski mata ini sudah mulai lelah melihat, rasanya sudah ingin menyerah untuk dipejamkan. Ternyata, ada begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab tuntas tentang apa yang sebenarnya aku lakukan, hingga pikiran ini tak mau mengistirahatkan badan. Lelah, karena seharian berlarian kesana kemari hampir tanpa tujuan. Jika saja segala hal ini bukanlah beban, mungkin dengan senang hati aku akan berbagi kisah menyenangkan tentang kegiatanku yang dirasa orang cukup melelahkan dan membosankan, tapi anehnya aku menyukainya. Tidak banyak yang mengerti apa yang orang lain rasakan kecuali dia memang peduli, tapi nyatanya orang-orang hanya berlalu lalang sambil sesekali menengok dan berhenti untuk bertanya karna mereka penasaran.  Hidup ini terlalu singkat jika hanya digunakan untuk memikirkan pendapat orang, tapi hidup ini akan jadi terlalu membosankan tanpa kehadiran orang-orang. Malam menjadi waktu yang menyenangkan untuk menuangkan kegelisahan....

Pagi di Minggu Akhir Februari

Di pagi yang terbiasa oleh sendiri, ditengoknya arloji yang melingkar di pergelangan tangan kiri. Sepasang kaki yang sudah dibalut oleh sepatu biru akhirnya memantabkan langkah menuju pembuktian diri. Sepi.. Tak ada lalu lalang di jalan yang ia lalui.  Tapi dengan ringan hati ia tetap langkahkan kaki menuju tempat dimana ia dapat berdiri seorang diri dan menutup hati untuk kecewa yang pernah ia alami. Beberapa langkah yang terlewati, akhirnya ia memaksakan diri berlari menempuh jalan yang ditapakinya sendiri. Begitulah hati, ketika bertemu dengan yang pernah menyakiti.  Membiarkan derap langkah kaki semakin menjauhi sumber patah hati. Di akhir bulan Februari semua semakin jelas, untuk apa mempertahankan hati diisi oleh orang-orang yang pernah menyakiti?  Salam Aksara, -NH- (yang masih mencoba merangkai kata atas apa yang dirasanya)