Resensi Novel KALA
![]() |
source: https://www.instagram.com/p/Bgkqs9xBsuK/?taken-by=nhferi |
Judul Buku: KALA
Penulis: hujanmimpi &
eleftheriawords
Penerbit: Gradien Mediatama
Tahun Terbit: 2017
Cetakan Pertama: Mei 2017
Cetakan Keempat: November 2017
Tebal buku: 347 halaman
ISBN: 978-602-208-155-5
Diantara kalian pasti tidak asing dengan nama hujanmimpi dan
eleftheriawords, terutama bagi kalian yang senang sekali membaca berbagai kisah
di mini blog semacam Tumblr. Yup, dua orang dengan nama pena tersebut
adalah dua penulis berbakat yang dengan lihainya menceritakan kisah hasil
kolaborasi mereka dalam sebuah novel romantis yang berjudul KALA. Stefani Bella
(hujanmimpi) dan Syahid Muhammad (eleftheriawords) adalah dua bakat muda dengan
latar belakang yang berbeda akan kecintaannya terhadap dunia menulis.
Kita tahu setiap orang membutuhkan cara tersendiri untuk menyalurkan
segala hal yang dirasakannya, entah tentang segala resah, masa lalu, imajinasi,
mimpi-mimpi, maupun masa depan yang diharapkannya. Begitulah kisah ini akhirnya
dihasilkan, bagaimana mereka menuangkan segala yang memenuhi pikiran dan
merangkainya menjadi rentetan kalimat penuh diksi yang kemudian menghasilkan
cerita utuh yang siap untuk dinikmati.
Kisah dalam buku ini berawal karna luka-luka dari masa lalu pada dua
peran yang dipertemukan oleh semesta. Saka dan Lara akhirnya dipertemukan pada
hal-hal yang tidak pernah diduga oleh keduanya, bagaimana semesta berkonspirasi
untuk membuat mereka bertemu pada acara pameran seni hasil kolaborasi dari
komunitas fotografi dan komunitas menulis yang mereka ikuti. Masing-masing dari
mereka memiliki masa lalu yang penuh luka dan tak pernah mereka bagi kepada
siapapun, yang akhirnya membuat keduanya menjadi tertutup akan dunia luar dan
menolak bersosialisasi dengan orang-orang baru. Namun, pertemuan manis tersebut
telah membuat Saka dan Lara menemukan diri mereka kembali utuh dan mencoba
membuka diri. Pertemuan pada pameran singkat mereka selama beberapa hari di
Bandung telah membuat semesta senang dengan memberikan mereka kejutan-kejutan
kecil pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Hingga terbentuklah kisah baru
dalam perjalanan kehidupan mereka yang berbeda dari sebelumnya. KALA berkisah
tentang luka lama, hubungan, jarak, dan perspektif mereka dalam menghadapi pola
keteraturan dan ketidakteraturan hidup dari keduanya. Hingga kekecewaan yang
akhirnya membuat mereka berada pada keputusan yang bertentangan dengan apa yang
selama ini pernah diyakininya. Dan sebuah penerimaan bahwa keduanya telah
menjalani peran mereka masing-masing sebagai pengantar pesan berisi makna
utusan semesta.
Aku tidak pernah mengira bahwa membaca kisah antara dua peran dengan dua
sudut pandang yang berbeda benar-benar semenarik ini. Kejadian-kejadian yang
sama di satu tempat diceritakan dengan rasa yang berbeda. Bagaimana aku mulai
hanyut dalam setiap sudut pandang yang disuguhkan oleh dua peran pada setiap
pertemuannya membuatku benar-benar berpikir bahwa tidak ada yang namanya
kebetulan. Semesta selalu senang bercanda pada pertemuan yang akan selalu tetap
berulang. Bahkan di dalam kisahnya aku dibuat tenggelam untuk menyelami kisah
Saka dan Lara untuk kemudian ikut merasakan bagaimana indahnya
menginterpretasikan gambar ke dalam aksara seperti halnya yang dilakukan Saka
dan Lara. Kisah dalam buku ini adalah kisah sederhana layaknya kisah romansa
dalam kehidupan sehari-hari namun dikemas dengan cara yang unik dan dengan
bahasa yang tidak umum. Terdapat istilah-istilah yang dapat menambah
pengetahuan akan hal-hal tertentu yang berhubungan dengan dunia para tokoh
utama dalam cerita ini. Pemilihan kata yang digunakan memang indah dan tidak
umum, tak ayal hal itu terkadang membuat
bingung dan perlu membacanya dengan perlahan untuk tahu makna yang tersirat
dalam puisi yang tertulis, karena novel ini memang novel puitis, kombinasi
cerita dengan puisi-puisi di dalamnya.
Teruntuk kalian yang menyukai karya sastra yang puitis nan romantis,
novel KALA sangat cocok untuk menemani waktu senggang kalian, atau untuk
mengisi kejenuhan kalian setelah menghadapi dosen pembimbing, revisian skripsi,
atau pekerjaan yang cukup menyita energi dan membuat lelah pada rutinitas di
hari-hari padat kegiatan. Selamat membaca dan menentukan sendiri akhir dari
sebuah kisah yang telah diatur oleh semesta.
-NH-
Penyuka
hujan dan novel romantis.
Komentar
Posting Komentar