Catatan 1 Syawal 1441 H
Malam ini, tak hanya gema takbir yang riuh bersahutan dari segala penjuru.
Notifikasi pesan masuk aplikasi percakapan juga tak kalah riuhnya.
Sederet kalimat permohonan maaf yang dirangkai menjadi paragraf yang indah merupakan isi dari setiap pesan masuk.
Meminta maaf adalah cara berdamai dengan hidup, sedangkan memaafkan adalah seni melepas rasa sakit.
Membersamai permohonan maaf, ada ungkapan yang tak kalah riuh.
Ada banyak ingin yang ikut riuh memenuhi sepanjang malam.
Ingin apa? Menghimpun remah rindu yang terserak oleh jarak. Rindu-rindu yang belum bisa dijemput di pemberhentian antar kota. Yang tak bisa pergi kemana-mana, padahal rasanya makin besar dan tak tertampung.
Saat ini, rindu-rindu yang tertumpuk terasa makin berat.
Mungkin satu-satunya cara menguranginya adalah dengan bersua. Tapi keadaan belum mengizinkan, hingga rasanya sangat menyesakkan.
Semoga doa dan sapa virtual mampu menjembatani rindu itu.
Hingga tak perlu lagi resah akan jarak. Semoga jarak bisa menjaga kita.
Kamu harus mengerti bahwasanya hidup jauh dari rumah, sama halnya dengan memupuk harapan saat nanti kamu kembali pulang.
Aku tahu kamu kuat, doaku bersamamu ❤
Semoga keadaan lekas membaik agar rindu ini segera terbayar. Sehat-sehat selalu untukmu dan orang-orang sekitarmu.
Ramadan tahun ini kita sudah melewatinya dengan jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Mari pupuk rindu untuk Ramadan tahun selanjutnya ❤ selamat merayakan hari raya Idul Fitri bagi saudara-saudara muslim. Dan selamat mengurai rindu bagi teman-teman yang jauh dari rumah. Semoga segera bisa bersua 😊
Salam sayang,
-NH-
Notifikasi pesan masuk aplikasi percakapan juga tak kalah riuhnya.
Sederet kalimat permohonan maaf yang dirangkai menjadi paragraf yang indah merupakan isi dari setiap pesan masuk.
Meminta maaf adalah cara berdamai dengan hidup, sedangkan memaafkan adalah seni melepas rasa sakit.
Membersamai permohonan maaf, ada ungkapan yang tak kalah riuh.
Ada banyak ingin yang ikut riuh memenuhi sepanjang malam.
Ingin apa? Menghimpun remah rindu yang terserak oleh jarak. Rindu-rindu yang belum bisa dijemput di pemberhentian antar kota. Yang tak bisa pergi kemana-mana, padahal rasanya makin besar dan tak tertampung.
Saat ini, rindu-rindu yang tertumpuk terasa makin berat.
Mungkin satu-satunya cara menguranginya adalah dengan bersua. Tapi keadaan belum mengizinkan, hingga rasanya sangat menyesakkan.
Semoga doa dan sapa virtual mampu menjembatani rindu itu.
Hingga tak perlu lagi resah akan jarak. Semoga jarak bisa menjaga kita.
Kamu harus mengerti bahwasanya hidup jauh dari rumah, sama halnya dengan memupuk harapan saat nanti kamu kembali pulang.
Aku tahu kamu kuat, doaku bersamamu ❤
Semoga keadaan lekas membaik agar rindu ini segera terbayar. Sehat-sehat selalu untukmu dan orang-orang sekitarmu.
Ramadan tahun ini kita sudah melewatinya dengan jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Mari pupuk rindu untuk Ramadan tahun selanjutnya ❤ selamat merayakan hari raya Idul Fitri bagi saudara-saudara muslim. Dan selamat mengurai rindu bagi teman-teman yang jauh dari rumah. Semoga segera bisa bersua 😊
Salam sayang,
-NH-
Komentar
Posting Komentar