Serendipity
Semesta senang sekali bercanda dengan pertemuan-pertemuan yang tidak terencana.
Kebetulan-kebetulan yang seperti percikan air,
Membuat bahagia di hati mengalir.
Meski hanya sesaat merekah,
Senyum sore itu menjadi berkah.
Seolah segala yang terjadi setelahnya terasa indah.
Kamu seperti takdir bagiku, mengejutkan.
Datang saat tak ada yang kuharapkan.
Meski pertemuan itu tak pernah berjalan sebaik yang pernah kusemogakan.
Setidaknya, hal itu mengingatkanku bahwa masih ada yang bisa membuatku berdebar.
Dulu, pertemuan kita juga hanya sebatas berpapasan.
Di gerbang sekolah, di persimpangan jalan, di bus kota, di tempat-tempat tak terduga.
Sekolah kita berbeda, tetapi semesta senang sekali mengatur pertemuan tak sengaja.
Sekadar menghiburku yang sedang terluka atau saat aku berduka.
Kita tak pernah berkenalan, kita hanya sebatas pernah papasan.
Di sekolah tempat pertama kita bertemu.
Aku bukan orang yang mudah mengingat seseorang, tapi dirimu sangat lekat dalam ingatan.
Sore itu, aku sempat mengkhayal, bagaimana jika akhirnya kita saling kenal?
Maka aku akan ceritakan, aku adalah orang yang bersisian dengan seseorang yang kamu sukai kala itu, yang berada di tempat yang sama tapi tidak ada dalam pandanganmu.
Komentar
Posting Komentar