Hujan

Terdengar suara gemericik air di luar jendela kamarku, setelah sekian lama akhirnya malam ini hujan turun begitu derasnya. Suara jatuhnya air yang mengenai genteng ataupun tanah, pun bau khasnya semerbak menyelusup mengenai indra pendengaran dan penciumanku. Aku memutuskan membuka pintu kamar yang sebelumnya sudah kututup rapat. Membukanya lebar-lebar dan memilih duduk di teras depan kamarku sambil mengamati tetes-tetes air yang jatuh bedebam di depanku itu. Entah kenapa, suara jatuhnya air hujan itu begitu mendamaikan. Pun bau khas hujan itu begitu memabukkan. Membuatku merasa ketagihan. Sebenarnya ini malam yang indah kalau saja hujan tidak turun secara tiba-tiba. Tapi siapa yang tahu tanda-tanda akan turun hujan di saat malam hari? Biasanya, seseorang akan melihat langit untuk mencari tahu tanda-tandanya.
Malam ini bintang tak nampak, bahkan rembulan pun tak terlihat dari bawah sini. Aku suka menikmati malam sendirian di teras rumah. Pemandangan langit yang tak terhalang apapun sungguh membuatku betah berlama-lama mengamati bagaimana bentuk rembulan, dan ada berapa jumlah bintang. Mengagumi ciptaan Tuhan memang tidak pernah ada akhirnya. Tak pernah sedetikpun bosan menikmati langit malam dari teras depan atau pun jendela kamar. Namun, malam ini hujan. Mungkin itu sebab rembulan tak nampak dan bintang enggan keluar. Bukan karena mereka kedinginan, tapi kukira karna mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Seseorang butuh sebuah hiburan. Dengan membiarkan hujan datang, ada suara yang tersamarkan. Itulah kenapa hujan dibiarkannya mengambil peran. Saat tetes air turun dari langit malam, ada tetesan lain yang ikut turun di malam itu. 
Ada yang pernah mengatakan bahwa di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa di dengar oleh mereka yang sedang rindu akan sesuatu. Jika malam ini suara yang tersamarkan itu membersamai suara hujan, dan tetesan lain itu jatuh bersamaan dengan turunnya hujan. Maka itu bukanlah suatu kebetulan. Lagu sendu dalam hujan itu telah didengar oleh seseorang yang juga sedang dalam rindu. Bukankah dari itu kita tahu bahwa hujan tak pernah salah memilih waktu? 
Jadi, malam ini tetaplah syahdu. Sekalipun tak ada rembulan ataupun bintang. Hujan selalu datang disaat-saat yang kuinginkan. Menemaniku disaat aku butuh penguatan, menghiburku disaat aku butuh teman, dan mau berbagi disaat rindu sudah tak dapat lagi ditahan.


Pekalongan, 07 September 2017
-NH-
(Yang masih menyukai hujan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel KALA

Tentang AMOR FATI

Sebatas Teman.