Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Malam Menuju Pejam

Akan ada saat di mana seseorang tidak bisa menanggung semua bebannya seorang diri. Menjadi kuat, bisa diandalkan, berguna untuk orang-orang sekitar, bukan hal yang mudah dilakukan.  Setiap orang itu berbeda.  Dan untukku, yang sejak dulu bahkan tidak pernah merasa berguna, selalu merasa tidak bisa diandalkan. Kini, aku sudah mulai belajar menerima keadaan diri sendiri, mulai bisa belajar menganggap diri sendiri bisa bermanfaat dengan memulai melakukan hal-hal yang bisa kulakukan. Tapi kenyataannya, aku tidak sesanggup itu. Tidak berguna, tidak bisa diandalkan, selalu salah bertindak.  Perasaan-perasaan seperti itu, kenapa selalu muncul justru di waktu dan tempat di mana aku harusnya merasa nyaman?  Bahkan datang dari orang-orang yang kuharap bisa membesarkan hatiku.  Aku terluka? Ya, hatiku tidak pernah baik-baik saja. Tidak pernah membaik, bahkan saat mencoba untuk tetap bersikap biasa saja.  Maafkan aku diriku, aku tidak bisa membuatmu lebih berharga bagi...

Marah

Aku merasa asing padahal kita selalu bersama, Hatiku terasa jauh padahal raga kita sangatlah dekat. Isi kepalaku riuh tak bisa keluar, tapi lidahmu begitu ringan menyuarakan. Lantas apa yang terjadi? Kita menjadi tidak sepaham, Aku merasa menjadi yang terluka, dan kamu bagiku begitu melukai. Kita menjadi dekat yang saling mengasingkan. Aku dengan isi kepalaku, dan kamu dengan kata-katamu. Aku dengan khawatirku, dan kamu dengan putus asamu. Padahal kita tahu, marah tak pernah membaikkan siapa pun, Ia mengasingkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, Tapi kita terbuka sekali menerimanya. Kini, Marah telah menelan habis segala rasa, Hingga yang tersisa hanya kita yang saling menyakiti. Dengan hati yang tak lagi saling tertambat, dan raga yang menjauh saling membelakangi. Menghancurkan yang utuh menjadi kepingan sabar yang tersebar, Tak genap saat dipungut, dan tak bisa direkat kembali utuh. Semoga kita bisa lekas belajar, Bahwa pada akhirnya...

Resensi Novel "Selena" dan "Nebula" Karya Tere Liye

Gambar
Membaca karya fiksi fantasi selalu menjadi satu hal yang paling menarik menurutku, terlebih jika karya tersebut berseri, selalu membuat semakin penasaran. Berikut akan saya rekomendasikan beberapa bacaan yang bisa menemani waktu luang kalian di mana pun kalian berada. Selena dan Nebula adalah buku ke -8 dan 9 dari serial Bumi yang menceritakan petualangan tokoh Raib, Ali dan Seli. Untuk penggemar Ali dkk pasti sangat senang dan selalu menantikan cerita-cerita lanjutannya. Seperti semua pecinta buku fiksi, pembaca pasti suka sekali menebak isi dan akhir cerita yang tak berkesudahan ini. Sama sekali tidak membosankan menantikan kelanjutan petualangan Ali dkk. Bagi mereka yang bahkan belum membaca buku pertama, BUMI, harusnya lebih penasaran tentang apa buku-buku ini hingga banyak sekali dinantikan oleh para pecinta buku. Tere Liye adalah sosok penulis yang hebat, dia membuat alur cerita yang selalu memantik rasa ingin tahu pembaca sehingga terus menantikan karya-karyanya. Pen...

Catatan 1 Syawal 1441 H

Malam ini, tak hanya gema takbir yang riuh bersahutan dari segala penjuru. Notifikasi pesan masuk aplikasi percakapan juga tak kalah riuhnya. Sederet kalimat permohonan maaf yang dirangkai menjadi paragraf yang indah merupakan isi dari setiap pesan masuk. Meminta maaf adalah cara berdamai dengan hidup, sedangkan memaafkan adalah seni melepas rasa sakit. Membersamai permohonan maaf, ada ungkapan yang tak kalah riuh. Ada banyak ingin yang ikut riuh memenuhi sepanjang malam. Ingin apa? Menghimpun remah rindu yang terserak oleh jarak. Rindu-rindu yang belum bisa dijemput di pemberhentian antar kota. Yang tak bisa pergi kemana-mana, padahal rasanya makin besar dan tak tertampung. Saat ini, rindu-rindu yang tertumpuk terasa makin berat. Mungkin satu-satunya cara menguranginya adalah dengan bersua. Tapi keadaan belum mengizinkan, hingga rasanya sangat menyesakkan. Semoga doa dan sapa virtual mampu menjembatani rindu itu. Hingga tak perlu lagi resah akan jarak. Semoga jarak bisa menj...

3/366 2020 - Moving

Ada banyak alasan kenapa orang-orang tidak bisa menetap. Satu diantaranya adalah tentang kenyamanan.  Nyaman bagi diri sendiri pun beragam maknanya. Sebut saja salah satunya merasakan bahagia ketika dekat dengan seseorang. Jika seseorang sudah meletakkan nyamannya, seribu macam alasan untuk kamu memintanya pergi akan sangat memberatkannya. Pun sebaliknya. Letak kenyamanan tiap orang pastilah berbeda.  Jadi,  Untuk memilih pindah atau menetap, pergi atau tetap tinggal, temukan dulu alasan kamu harus memutuskannya. -NH-

2/366 2020 - Januar(ain)

Gambar
Januar(ain), saatnya memulai rutinitas. Jangan sampai sakit, jangan jadi lemah. Kamu harus kuat. Cuaca memang berubah-ubah. Kamu hanya perlu berjudi dengan kemungkinan-kemungkinan. Jangan sampai patah semangat, hanya karena orang-orang yang meragukanmu. Jangan dulu menyerah, mereka yang menekanmu hanya ingin tahu setangguh apa dirimu Di 2019 lalu, Terik paling terik telah kamu lalui. Hujan paling badai telah kamu lewati. Jangan sampai kamu berhenti hanya karna omongan orang. Berjuang tidak pernah dinilai terlalu ringan. Setiap orang punya tanggung jawab yang dibebankan padanya. Hanya porsinya yang berbeda. Cukup percaya kamu kuat. Hidupmu adalah keyakinanmu bukan pandangan orang lain. Hidup itu memang kelihatannya. Orang jawa bilang "urip kuwi sawang sinawang" Kita lihat orang lain tertawa lepas, kenyataannya bisa jadi dukanya diredam keras. Mereka lihat kita tenang dan diam, kenyataannya gemuruh badai menghantam, hendak meluluhlantahkan segala pertahanan...

1/366 2020 - A Letter to Myself

Gambar
Kepada yang tersayang, diriku sendiri... Bagaimana kabarmu? Semoga hari ini kamu merasa lebih baik lagi. Terima kasih sudah melalui banyak hal sampai hari ini. Terima kasih sudah mau memulai. Karena beberapa orang diberi rasa takut memulai untuk menghadapi, padahal kesempatan tidak melulu datang kesekian kali. Terima kasih sudah mau menerima, meski setiap duka yang kau rengkuh ke dalam dekapmu terlalu menyakitkan untuk dirasa. Terima kasih sudah mau bertahan, padahal kau bisa saja meninggalkan. Karena kepastian tidak pernah bisa mengalahkan keyakinan. Terima kasih untuk tidak menyerah atas apa pun yang sedang kau perjuangkan. Terima kasih karena selalu percaya, bahwa kamu pasti bisa melaluinya. Terima kasih untuk segalanya.. Dan, Terima kasih sudah bersedia menunggu. Aku tahu kamu percaya diri kalau soal itu. "I heart you, dear self. I know I'm not so good in keeping you. So, don't loose me. Keep me." -Mutia Prawitasari, Bertumbuh ...